Suatu ketika aku bertanya tentang cita-cita kepada mereka. Dengan antusias mereka menjawab,
“Saa mau jadi tentara kaka”
“Saa pun cita-cita jadi pemain bola”
“Nanti saa mau jadi dokter kaka”
“Wih, mantap sekali e cita-cita kalian”, jawabku.
“Tapi ada satu pesan untuk kalian, nanti kalau kalian su besar dan sukses jangan lupa pulang kembali ke Haekesak ini. Kalian harus bisa bangun ini desa. Jangan sampai 10 tahun lagi kaka dong datang kesini, tapi itu jalan masih lubang-lubang, listrik masih pakai PLTA, listrik mati-telkomsel pun mati, mau mandi harus pii timba air dulu.”
“Kalian ingat to kita semua besar disini, sekolah disini, mandi di weibot, pii main bola juga disini, semuanya dari sini, jadi kita harus bisa bangun ini kita pun desa, oke?” tanyaku.

Mereka pun sepakat bilang, “Siap kaka!”
“Nanti saa jadi Bapa Desa,” tambah mereka.

Ya, semoga cita-cita mereka bisa tercapai dan mereka bisa membangun desa ini. Desa Haekesak, Kecamatan Raihat, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur. Sebuah desa di ujung batas Indonesia, desa yang indah namun minim fasilitas sosial. Desa yang kaya, tapi miskin. Tapi ini desa, tidak akan kulupakan.

Yogyakarta, 27 Oktober 2015