28 Juli 2013

Sajak Seonggok Jagung
W. S. Rendra

Seonggok jagung di kamar
dan seorang pemuda
yang kurang sekolahan

Memandang jagung itu,
sang pemuda melihat ladang;
Ia melihat petani;
Ia melihat panen;
dan suatu hari subuh,
para wanita dengan gendongan
pergi ke pasar...

Dan ia juga melihat
suatu pagi hari
di dekat sumur
gadis-gadis bercanda
sambil menumbuk jagung
menjadi maisena.
Sedang di dalam dapur
tungku-tungku menyala.
Di dalam udara murni
tercium bau kue jagung.

Seonggok jagung di kamar
dan seorang pemuda.
Ia siap menggarap jagung.

Ia melihat kemungkinan
otak dan tangan
siap bekerja

Tetapi ini:
Seonggok jagung di kamar
dan seorang pemuda tamat SLA
Tak ada uang, tak bisa menjadi mahasiswa.
Hanya ada seonggok jagung di kamarnya.

Ia memandang jagung itu
dan ia melihat dirinya terlunta-lunta
Ia melihat dirinya ditendang dari diskotik.
Ia melihat sepasang sepatu kenes di balik
etalase ia melihat saingannya naik sepeda motor.

Ia melihat nomor-nomor lotre.
ia melihat dirinya sendiri miskin dan gagal.
Seonggok jagung di kamar
tidak menyangkut pada akal,
tidak akan menolongnya.

Seonggok jagung di kamar
tak akan menolong seorang pemuda
yang pandangan hidupnya berasal dari buku,
dan tidak dari kehidupan.
Yang tidak terlatih dalam metode,
dan hanya penuh hafalan kesimpulan.
Yang hanya terlatih sebagai pemakai,
tetapi kurang latihan bebas berkarnya.
Pendidikan telah memisahkannya dari kehidupan.

Aku bertanya:
Apakah gunanya pendidikan
bila hanya akan membuat seseorang menjadi
asing di tengah kenyataan persoalannya?
Apakah gunanya pendidikan
bila hanya mendorong seseorang
menjadi layang-layang di ibukota
kikuk pulang ke daerahnya?
Apakah gunanya seseorang
belajar filsafat, sastra, teknologi, ilmu kedokteran
atau apa saja
bila pada akhirnya
ketika ia pulang ke daerahnya lalu berkata
Di sini aku merasa asing dan sepi!

Posted on Minggu, Juli 28, 2013 by si suar sair

No comments

27 Juli 2013


Berikut adalah pengalaman Mas Amir Syarifudin dalam mengikuti rangkaian tes pegawai Bank Indonesia.
Tulisan ini dapat juga dibaca langsung di blog beliau







Tidak banyak yang bisa saya ceritakan mengenai pengalaman saya mengikuti seleksi penerimaan pegawai Bank Indonesia (BI). Yang saya ingat, seleksi tersebut melibatkan 6 (enam) tahap seleksi mulai dari seleksi administrasi hingga wawancara. Beberapa hal yang bisa saya ceritakan mengenai masing-masing tahap seleksi tersebut akan saya paparkan di bawah.


Perlu saya ingatkan bahwa apa yang saya paparkan di sini mengacu pada pengalaman saya saat mengikuti seleksi penerimaan pegawai BI pada tahun 2007.


Seleksi Administrasi

Pertama, Seleksi Administrasi. Tahap seleksi ini dilakukan setelah para pelamar melakukan registrasi yang bersifat online. Kriteria kelulusan tentunya mengacu pada kriteria kelulusan dasar yang terkait dengan IPK (Indeks Prestasi Kumulatif) minimal, latar belakang pendidikan, dan umur untuk masing-masing jenjang pendidikan.


General Aptitude Test

Kedua, General Aptitude Test. Tes ini mencakup pengetahuan akademik dan pengetahuan umum. Isi tesnya mencakup Matematika, Bahasa Indonesia, dan soal-soal pengetahuan umum. Sebelum tes dimulai, panitia akan melakukan pemeriksaan terhadap berkas-berkas pelamar untuk melihat apakah data yang dimasukan saat registrasi online sama itu sesuai kenyataan atau tidak.


Ada beberapa pelamar yang harus meninggalkan ruangan tes karena berkas-berkasnya dianggap tidak valid. Saat itu, salah satu pelamar yang meninggalkan ruangan itu duduk di depan saya saat tes tersebut. Pengalaman yang cukup menegangkan mengingat itu adalah tahap seleksi pertama.


Tes Pengetahuan Tertulis

Ketiga, Tes Pengetahuan Tertulis. Tes ini merupakan Tes Pengetahuan Umum Perbankan dan Tes Disiplin Ilmu. Berhubung latar belakang pendidikan saya adalah Ilmu Komputer, soal-soal tentang algoritma pemrograman pun keluar. Selain algoritma pemrograman, ada juga beberapa soal yang menyinggung sisi bisnis dalam pengembangan aplikasi komputer; bahkan perangkat keras pun tidak luput ditanyakan.


Untuk Pengetahuan Umum Perbankan sangat sulit ditebak. Sepertinya lebih banyak pengetahuan ekonomi yang ditanyakan ketimbang pengetahuan perbankan itu sendiri. Untuk orang yang jarang bersentuhan dengan dunia perbankan seperti saya tentu sulit untuk menjawab soal-soal dalam tes ini.


Tes Bahasa Inggris dan Psikotes

Keempat, Tes Bahasa Inggris dan Psikotes. Tes Bahasa Inggris merupakan tes yang wajib diikuti oleh para pelamar bila tidak sanggup menyediakan sertifikat TOEFL dengan batas nilai yang sudah ditentukan. Saya terpaksa mengikuti tes ini karena saya memang tidak pernah mengambil ujian TOEFL atau sejenisnya.


Tes Psikotesnya sendiri sebenarnya cukup sederhana. Saya sudah beberapa kali mengikuti tes psikotes di beberapa seleksi. Kalau saya bandingkan dengan tes psikotes yang pernah saya lakukan, Tes Psikotes dalam seleksi penerimaan pegawai BI ini terbilang mudah dan tidak terlalu melelahkan.


Tes Pemeriksaan Kesehatan dan Psikiatri

Kelima, Tes Pemeriksaan Kesehatan dan Psikiatri. Untuk tes ini pelamar harus siap jasmani dan rohani. Tes Pemeriksaan Kesehatan dan Psikiatri ini bertujuan untuk memastikan bahwa pelamar itu berbadan sehat dan berpikiran waras. Rangkaian pemeriksaan kesehatan dilakukan di RSPAD Gatot Subroto sementara tes Psikiatri dilakukan di tempat (dan juga hari) yang terpisah.


Wawancara

Keenam, Wawancara. Tahap ini adalah tahap terakhir dalam proses seleksi. Yang diuji tidak hanya kompetensi pelamar tapi juga kemampuan mempresentasikan diri masing-masing. Wawancara dilakukan oleh satu tim pewawancara berjumlah 4 orang.


Hanya itu saja yang bisa saya sampaikan mengenai tahap proses seleksi penerimaan calon pegawai BI yang pernah saya lewati. Saya tegaskan kembali bahwa semua yang saya paparkan di atas mengacu pada pengalaman pertama saya mengikuti seleksi tersebut. Semoga yang saya paparkan di atas dapat membantu para pelamar untuk lebih bersiap diri.

Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai Bank Indonesia, dapat mengunjungiWeb Resmi Bank Indonesia

Posted on Sabtu, Juli 27, 2013 by si suar sair

No comments


Jakarta - Danau Toba sudah terkenal dengan luas dan kecantikannya. Danau di Sumatera Utara ini bakal jadi ajang uji nyali perenang dunia. Mereka akan ditantang berenang berkeliling Pulau Samosir!

Acara berenang di Danau Toba ini adalah rangkaian dari Festival Danau Toba yang akan digelar pada 8-14 September 2013 mendatang. Turis dari berbagai negara atau wisatawan lokal, boleh beruji nyali dengan berenang di sana.









"Lomba berenang itu siapa saja boleh ikut, hadiahnya Rp 70 juta," kata Wamen Parekraf, Sapta Nirwandar pada acara Soft Launching Festival Danau Toba di Balairung Soesilo Soedarman, Gedung Sapta Pesona, Jl Medan Merdeka Barat, Jakarta, Jumat (26/7/2013) malam.

Sapta menambahkan, total jarak tempuh lomba berenang mengitari Pulau Samosir di Festival Danau Toba mencapai 114 kilometer dan memakan waktu 3 hari 2 malam. Ajang ini pun bakal menghibur turis dalam dan mancanegara yang datang ke sana.

"Jangan mengaku perenang dunia kalau belum berenang di Danau Toba," tantang Sapta.

Selain berenang, ada banyak acara di Festival Danau Toba. Beberapa acara tersebut seperti karnaval Si Gale-gale, Solu Bolon semacam dragon boat, hingga paralayang.

"Kita memadukan olahraga dan budaya di Festival Danau Toba," tutup Sapta.
detik travel

Posted on Sabtu, Juli 27, 2013 by si suar sair

No comments

12 Juli 2013

Posted on Jumat, Juli 12, 2013 by si suar sair

No comments