27 Agustus 2014

Cug kicak kicuk kicak kicuk, dari Malang mampir Jogja

“Sumpah, ini merupakan transportasi umum terkeren yang pernah saya tumpangi!!!!”

                Kalimat ini berulang kali saya lontarkan ketika berada di kereta ini, Gajayana. Jujur ini merupakan pertama kalinya saya naik kereta kelas eksekutif.

                Kesan mewah dan nyaman langsung dapat saya rasakan di kereta ini. Ada banyak fasilitas baru yang dapat saya temukan di kereta ini dibanding kereta-kereta yang pernah saya tumpangi. Saya merupakan pencinta kereta api yang cukup sering menggunakan moda transportasi ini. Dalam 12 bulan terakhir saja saya sudah 5 kali pulang-pergi Jogja - Jakarta. Mulai dari kelas ekonomi Lima Puluh ribu rupiah, Ekonomi AC nonsubsidi, kereta bisnis hingga kereta eksekutif yang sedang saya tumpangi sekarang ini.
Tekanlah, pintu akan terbuka. :D
                Berbagai fasilitas unik juga saya temui disini, salah satunya dari tombol otomatis untuk membuka pintu bordes. Kemudian toilet yang luar biasa bersihnya (dibanding ekonomi). Televisi cukup besar juga tersedia di bagian depan. Isinya? Ya gitu deh, Kebanyakan iklan. 

                Tempat bagasi diatas kursi juga bagus, seperti pesawat, ada penutuptnya. Kemudian AC yang tersebar merata, bukan seperti kelas ekonomi yang AC nya Cuma ada di tengah, sehingga penumpang yang ditengah menderita kedinginan.
                
Untuk bagian kursinya sangat sangat nyaman sekali. Bila dibandingkan dengan tempat duduk di Pesawat Low Cost Carries jauh lebih nyaman kereta ini. Jarak antar kursi sangat luas dan sandaran yang dapat diatur senyaman mungkin. Bukan seperti maskapai penerbangan tadi yang kursinya tegak 90’ dan lutut yang beradu dengan kursi yang didepannya. Hehe, maaf. Walaupun saya telah beberapa kali naik kereta, jujur baru kali ini juga saya merasakan hangatnya selimut dan bantal dari PT. KAI. Inipun karena diberi gratis, tidak seperti di kelas sebelah yang ditukar dengan kertas bertuliskan angka 5 diikuti dengan 0 tiga buah.
                Bila dikereta kelas sebelah, penjaja makanan dari Cafetaria dengan setia mondar-mandir menjajakan makananya. Di kelas ini sangat jarang terjadi. Setelah 1 jam kereta berjalan, baru sekali pegawai kaferia tersebut menjajakan makanan.
                BTW, tulisan ini saya tulis sewaktu dikereta ditemani ende holong na baru hu download. Kira-kira 15 menit yang lalu baru lewat stasiun Kutoarjo., Purworejo..
                Pukul 05.50, selesai lah tugas si Gajayana mengantarkan saya ke Ibukota. Sampai di Stasiun Gambir, langsung disuguhi dua bangunan megah kebanggaan Indonesia, yaitu Monas dan Kubah Istiqlal.

                Perjalanan ini semakin menambah rasa bangga saya terhadap PT. KAI
Jayalah PT. KAI, Jayalah Indonesia!
Salam



Posted on Rabu, Agustus 27, 2014 by si suar sair

No comments

19 Agustus 2014

Silahkan baca dan pahami kisah di bawah ini.          


         Disalah satu daerah, ketika sedang berlangsung Upacara Peringatan HUT Kemerdekaan RI ke- 69, tiba-tiba hujan turun sangat deras. Bagaikan air yang tersembur dari tanki mobil pemadan kebakaran. Semua peserta upacara dilapangan basah kuyup, kecuali inspektur upacara yang berdiri dipodium kehormatan dan para pejabat maupun orang-orang penting yang berada di Tribun Kehormatan. Mereka aman, tidak kena hujan.

         Sebagian besar peserta yang berbaris dilapangan tempat upacara, dengan pakaian yang telah basah kuyup berhamburan, berlari keluar dari lapangan. Masing-masing orang mencari tempat yang terlindung dari curah hujan untuk berteduh. Namun sebagian lagi tetap bertahan berdiri, berbaris meskipun pakaian dan tubuh mereka basah kuyup di guyur air hujan.
  • Bisakah kita mengatakan bahwa mereka peserta upara yang tetap bertahan dilapangan mengikuti upacara sampai selesai meskipun dengan tubuh basah kuyup dan ada pula yang menggigil, gemetar kedinginan, adalah orang-orang yang memiliki jiwa patriotisme dan rasa nasionalisme yang tinggi ?. Atau sebaliknya, bahwa mereka sesungguhnya adalah sekumpulan orang-orang penakut yang tolol?

  • Lalu bagi mereka yang lari berhamburan mencari tempat berteduh, bisakah kita anggap mereka sebagai orang-orang yang tidak punya jiwa patriotisme dan kurang mencintai tanah air-nya? Atau sebaliknya, bahwa merekalah sesungguhnya orang-orang berani yang telah merdeka dalam hal menentukan sikap?

  • Bagaimana dengan inspektur upacara yang berdiri aman dipodium kehormatan yang beratap, dia tidak kena air hujan?. Lalu bagaimana pula dengan para peserta upacara yang duduk tenang-tenang di tribun yang beratap sehingga mereka terlindung dari hujan, tidak basah kuyup ? Apakah jiwa patriotisme dan rasa nasionalisme mereka tinggi ?, 

Selamat HUT Kemerdekaan RI-69. Merdeka untuk jadi orang cerdas. Merdeka untuk tidak sakit masuk angin dan demam. Merdeka !!!      
_____________________poltong@yahoowu.com

Posted on Selasa, Agustus 19, 2014 by si suar sair

No comments

18 Agustus 2014


 
"Selamat datang Gamada, Selamat datang di kampus kerakyatan, Universitas Gadjah Mada…"

Kawan-kawan sudah menyandang predikat Maha, tetaplah berperilaku dalam idealisme dan  integritas tinggi. Tidak usah tiru senior-senior jenius kalian yang kini menyandang predikat “TAHANAN KPK.” 

Mengutip quotes Tan Malaka, “Idealisme adalah kemewahan terakhir yang hanya dimiliki oleh pemuda.”  Kalau masih mahasiswa saja sudah melawan idealisme kalian, apalagi yang bisa kalian banggakan?
  
Pancasila Jiwa Kami,
Bakti untuk Negeri,
UGM bersatu,
Bangkitlah Nusantaraku

Salam.

Posted on Senin, Agustus 18, 2014 by si suar sair

No comments

17 Agustus 2014

Selamat Dirgahayu Kemerdekaan Indonesia ke-69, Jayalah Indonesiaku.
                Hari ini aku masih diberi kesempatan untuk merayakan Dirahayu Ke-69 negeriku tercinta. Sebagai mahasiswa yang tahun ini memasuki tingkat 3 dan dikelilingi oleh kawan-kawan dari kaum terpelajar menjadikan peringatan kemerdekaan tahun ini berbeda dengan tahun sebelumnya. Di tahun ini Aku punya mimpi. Mimpi dimana Indonesia adalah negara yang besar, disegani semua negara di dunia.
Menurutku  penghambat kemajuan Indonesia bukanlah dari rendahnya intelegensi rakyatnya. Berkali-kali aku membaca anak Indonesia menyabet medali emas di Olimpiade Internasional. Selain itu, diantara lulusan universitas ternama dunia, lulusan yang berasal dari Indonesia tidaklah sedikit. Menurutku penghambat utamanya adalah rendahnya integritas di kalangan kaum intelektual tersebut.  Baru kemarin ada berita yang menyebutkan Rektor USU, orang nomor 1 di tempat penggemblengan kaum terpelajar Indonesua, di periksa KPK terkait dugaan korupsi pengadaan gedung. Setahun lalu, Yang Mulia Hakim MK, orang yang sangat dihormati juga yang menjadi orang nomor 1 di bagian penegakan hukum, ditangkap KPK terkait kasus suap Pemilu.  Tak ayal, ada lelucon yang menyebutkan “Budaya Indonesia adalah Budaya Korupsi.”
Di mimpiku ini jelas tergambar dimana nantinya para pemuda berdiri diatas dan bekerja atas dasar integritas yang kuat. Dimana kepentingan umum adalah nomor 1. Tidak ada yang namanya korupsi dan segala macam tetek bengeknya.  Sebab menurutku , Indonesia ada bukanlah untuk diriku, namun ada untuk anak-cucu ku. Mewarisi Indonesia dalam keadaan baik adalah tanggung jawab kami, generasi muda Indonesia.
Salam.


Bagimu Negeri kami berjanji,
Bagimu Negeri, kami berbakti
Bagimu Negeri, kami mengabdi,
Padamu Negeri, jiwa raga kami.

Posted on Minggu, Agustus 17, 2014 by si suar sair

No comments

11 Agustus 2014

Detik berjalan,
Waktunya pun tiba
Mata dan jari beradu
Mencari dan memilih “nama-nama" itu
"Nama" yang kelak menjadi kehidupanku 1 semester ini

Berlomba dengan waktu
Berlomba dengan  orang lain
Demi “Nama” yang kami inginkan

5 menit berjalan,
Kuota habis
Angka 0 membanjiri,
Tak bisa berbuat apa-apa
Ada teriakan gembira
Ada juga makian

Untungnya,
Ada temanku, orang-orang hebat
Penuh kepedulian dan dedikasi tinggi
Yang siap menerima keluhanku
Bahkan menjadi sasaran amarahku
Mereka berjuang,
Melayani kami
Yang bukan siapa-siapa

Ya, itulah KRS ku
Selalu ada kesan disetiap kehadirannya.

Posted on Senin, Agustus 11, 2014 by si suar sair

No comments

2 Agustus 2014

Rumah sederhana itu 
Dia yang memberi tumpangan 
Memberi tempat untuk belajar 
Demi mewujudkan cita-cita 
Menjadi orang besar 
Yang berguna untuk bangsa 

Tapi, 
1 tahun sudah berlalu 
Aku belum pernah mengunjunginya lagi 
Bukan sombong, ataupun lupa 
Tapi keadaan yang membuat begini 

Rindu? Ya 
Rindu semua bagiannya 
Semua kenangannya 
Dan kebersamaan di dalamnya 

Entah bagaimana kedaannya sekarang 
Masihkan dia kokoh seperti dulu? 
Masihkah adakah lubang kecil didekat meja belajar? 
Atau sudah menjadi lubang yang besar?  

Ah, 
Bagaimanapun keadaanya sekarang 
Dia tetap rumahku 
Tempat perlindunganku 

Dan aku berjanji untuk datang kembali 


Tubu ma salaon, ditopi ambar Sihoru-horuJabu nauli ma jabuntaon, hatubuan ni anak dohot boru

 Tb ma salaon, ditopi ambar Sihorhor
Jab nali ma jabntaon, hatban ni anak dohot bor

Posted on Sabtu, Agustus 02, 2014 by si suar sair

No comments

1 Agustus 2014


The only rock I know that stays steady, the only institution I know that works is the family. ~ Lee Iacocca
Families are the compass that guide us. They are the inspiration to reach great heights, and our comfort when we occasionally falter. Brad Henry 
         Tiga minggu sudah liburan ini berjalan, dan hari ini hari terakhir dimana aku bisa merasakan indahnya kekeluargaan itu.

       Walaupun bukan bersama Ayah dan Ibu, tapi aku masih bisa merasakan indahnya kebersamaan dalam sebuah keluarga.

Dan Hari esok menanti

Dia menunggu ku untuk pulang ke perantauan untuk memperjuangkan cita-cita yang akan kupersembahkan untuk keluarga ini.
Terimakasih Jakarta, terimakasih untuk kebersamaan ini.
       
       Dan Selamat datang Jogja, kota perjuangan.

       Senang kita bisa jumpa Lagi.

Posted on Jumat, Agustus 01, 2014 by si suar sair

No comments