1 Oktober 2014

Suatu malam, di ruang tamu sebuah kontrakan mahasiswa perantau.

Maruap       : Woi Parulian, kau udah dengar kalo Spongebob sama Tom & Jerry di kasih                                           peringatan sama pemerintah?

Parulian      : Udah lah, kurasa berlebihan kali itu. Coba kau buka tipimu yang sekarang. Kau                                     tengok mana yang lebih gk mendidik parahnya, berantamnya si Tom sama si Jerry atau                       anggota Dewan yang lagi  sidang disana? Sidang perdana pulak itu, belum sampe 24                           jam dilantik.

Maruap        : Ah, kasihan kali si Tom sama si Jerry kau sama-samakan sama anggota anggota                                    di Senayan itu.


Parulian       : Iya pulak ya, tak pantaslah untuk disamakan.

Posted on Rabu, Oktober 01, 2014 by si suar sair

No comments

Hari ini diperingati sebagai Hari Kesaktian Pancasila. Hari ini mengacu pada 1 Oktober 1965 yakni peristiwa kudeta pemerintahan Bung Karno oleh PKI yang beraliran komunis. Terlepas dari benar tidaknya sejarah tersebut, Gerakan ini berhasil ditumpas dan menjadi saksi bahwa Pancasila telah selamat dan menang atas komunisme di Indonesia.
                Bila dikaitkan dengan peristiwa sekarang, apakah Pancasila masih menjadi pemenang di rumahnya sendiri? Ataukah Pancasila sudah tidak sakti lagi?
Kalaulah kita coba melihat kondisi yang terjadi saat ini, masih pantaskah kita berteriak Kesaktian Pancasila?

1.       Ketuhanan Yang Maha Esa
Fungsi Agama sebagai kontrol atau pengawas perilaku manusia tidak berjalan baik. Bahkan Agama yang baik dan suci itu dijadikan alat untuk menindas kelompok agama lain. Toleransi Nol yang ditunjukkan oleh kelompok minoritas yang menyebut diri sebagai kelompok mayoritas sangat-sangat mencederai sila ini.

2.       Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
Keadilan merupakan perlakuan adil terhadap hak dan kewajiban antar warga Indonesia. Kesewenang-wenangan jelas masih terlihat di negeri ini. Lagi-lagi adanya kelompok yang menyatakan memiliki derajat yang lebih tinggi dengan kelompok lain sehingga terjadi perampasan hak kelompok tersebut.
Atau kemanusiaan yang beradab? Kemanusiaan yang berjalan atas dasar etika, nilai dan norma. Tidak sedikit kelompok yang menghina bahkan merendahkan kelompok lain.
Membela kebenaran tidak lagi ditemukan. Membela yang bayar? Itu sudah pasti.

3.       Persatuan Indonesia
Indonesia milik kelompok A! Indonesia milik kelompok B! Inilah yang terjadi. Bhineka Tunggal Ika hanya semboyan.
Musuh Indonesia bukan lagi dari negara luar, melainkan bangsanya sendiri.
Rela berkorban untuk bangsa dan negara? Jangan harap. Untuk kelompok sendiri? Tentu

4. Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan, dalam Permusyawaratan Perwakilan
Musyawarah untuk kepentingan bersama? Omong kosong! Yang ada adalah Musyawarah untuk kepentingan kelompok, partai, golongan tanpa menjunjung tinggi nilai-nilai kebenaran, harkat dan martabat manusia.

5.       Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Darimana bisa disebut adil kalau hak-hak rakyat masih dirampas oleh koruptor-koruptor diastas sana? Trias Politica sudah berubah menjadi Trias Corruptica. Bersama kita menindas yang lemah.

                Sekali lagi coba kita renungkan. Dengar dan cermati!
Apakah masih pantas kita sebut Kesaktian Pancasila ketika kelima sila tersebut sudah dikhianati dan ditinggalkan?
Mungkin tulisan ini bukanlah tulisan yang baik. Tulisan yang baik adalah tulisan yang memberikan solusi dalam setiap kisah-kisahnya bukan sekadar kritik.  Saya hanya berharap tulisan ini dapat mendorong kawan-kawan pembaca untuk lebih peduli terhadap eksistensi kelima sila Dasar Negara ini dalam kehidupan kawan masing-masing. 
Garuda Pancasila, akulah pendukungmu!
Patriot Proklamasi, Sedia Berkorban Untukmu!
Pancasila Dasar Negara,
Rakyat Adil Makmur Sentosa!
Pribadi Bangsaku,
Ayo Maju-maju!
Ayo Maju-maju!
Ayo Maju-maju!

Referensi ;
Pancasila, Kedutaan Besar Indonesia Den Haag

 Oh iya, tepat hari ini juga diadakan pelantikan Anggota DPR-DPD. Dan dimalam ini, mereka anggota dewan yang terhormat, kembali mencederai Pancasila. Proses Pemilihan Pimpinan hanya berpihak kepada kepentingan golongan, terkotak-kotak pada masing-masing kubu dan saling serang seperti tidak mengenal yang namanya etika.


Posted on Rabu, Oktober 01, 2014 by si suar sair

No comments

27 September 2014

Yogyakarta, 1 Oktober 2014
 Semangat pagi teman-teman KSE Nusantara, izinkan kami, Paguyuban KSE UGM, berbagi sedikit kisah dari kota pendidikan, Yogyakarta.
                Pada hari sabtu, 27 September 2014 yang lalu, Pak Hengki, Pak Chris, Bu Dwi, Pak Deny dan Mas Rico beserta beberapa teman dari KSE UGM telah melaksanakan kunjungan ke SLB Dharma Putra Semin, Gunung Kidul. SLB Dharma Putra merupakan salah satu program binaan dari Departemen Pengabdian Masyarakat KSE UGM dan didukung oleh PT. Indofood Sukses Makmur.

                Dari kunjungan tersebut ada beberapa evaluasi yang dapat ditarik seperti program peternakan kelinci yang tidak berjalan optimal. Hal ini dikarenakan adanya kendala seperti pencurian dan penyakit. Permasalahan lainnya adalah bocornya kantung penampung BIOGAS dari kotoran sapi sehingga produksi Biogas menjadi terhenti.

                Dari hasil bincang-bincang dengan KSE, Indofood dan pihak SLB disusunlah beberapa program yang akan dijalankan di kepengurusan baru ini. Program tersebut adalah pengembangan Hansang, Peternakan Ayam dan perikanan, . Hansang merupakan program yang diadaptasi dari KSE UNDIP yang telah berjalan dengan baik. Menurut kami Program memiliki potensi untuk berjalan yang cukup tinggi karena didukung dengan ketersediaan pisang yang melimpah di sekitar SLB sebagai bahan baku dan waktu yang cukup dari para siswa SLB untuk menjalankan kegiatan ini. Program selanjutnya adalah  Peternakan Ayam dan Ikan Lele. Peternakan ini memiliki dua tujuan utama. Yang pertama adalah sebagai tambahan konsumsi bernilai gizi kepada siswa dan kemudian sebagai pendukung peningkatan ekonomi SLB Dharma Putra dalam menjalankan kegiatan operasionalnya. Perbaikan kantong biogas juga menjadi fokus utama, mengingat kegiatan ini telah berjalan dan memiliki manfaat yang nyata untuk memenuhi kebutuhan dapur namun sempat terhenti akibat kebocoran ini. Program terakhir adalah pemberdayaan Jahe Merah. Program ini baru bisa dijalankan di musim penghujan nanti karena kondisi Semin, Gunung Kidul saat ini mengalami kekeringan.
                Bersamaan dengan pesan milis ini, kami mohon dukungan dari teman-teman KSE Nusantara semoga Program ini dapat berjalan dengan baik. Program ini adalah wujud Kontribusi nyata kami, Paguyuban KSE UGM kepada masyarakat, demi Indonesia yang lebih baik.

Salam

Humas Paguyuban KSE UGM

















Posted on Sabtu, September 27, 2014 by si suar sair

No comments

27 Agustus 2014

Cug kicak kicuk kicak kicuk, dari Malang mampir Jogja

“Sumpah, ini merupakan transportasi umum terkeren yang pernah saya tumpangi!!!!”

                Kalimat ini berulang kali saya lontarkan ketika berada di kereta ini, Gajayana. Jujur ini merupakan pertama kalinya saya naik kereta kelas eksekutif.

                Kesan mewah dan nyaman langsung dapat saya rasakan di kereta ini. Ada banyak fasilitas baru yang dapat saya temukan di kereta ini dibanding kereta-kereta yang pernah saya tumpangi. Saya merupakan pencinta kereta api yang cukup sering menggunakan moda transportasi ini. Dalam 12 bulan terakhir saja saya sudah 5 kali pulang-pergi Jogja - Jakarta. Mulai dari kelas ekonomi Lima Puluh ribu rupiah, Ekonomi AC nonsubsidi, kereta bisnis hingga kereta eksekutif yang sedang saya tumpangi sekarang ini.
Tekanlah, pintu akan terbuka. :D
                Berbagai fasilitas unik juga saya temui disini, salah satunya dari tombol otomatis untuk membuka pintu bordes. Kemudian toilet yang luar biasa bersihnya (dibanding ekonomi). Televisi cukup besar juga tersedia di bagian depan. Isinya? Ya gitu deh, Kebanyakan iklan. 

                Tempat bagasi diatas kursi juga bagus, seperti pesawat, ada penutuptnya. Kemudian AC yang tersebar merata, bukan seperti kelas ekonomi yang AC nya Cuma ada di tengah, sehingga penumpang yang ditengah menderita kedinginan.
                
Untuk bagian kursinya sangat sangat nyaman sekali. Bila dibandingkan dengan tempat duduk di Pesawat Low Cost Carries jauh lebih nyaman kereta ini. Jarak antar kursi sangat luas dan sandaran yang dapat diatur senyaman mungkin. Bukan seperti maskapai penerbangan tadi yang kursinya tegak 90’ dan lutut yang beradu dengan kursi yang didepannya. Hehe, maaf. Walaupun saya telah beberapa kali naik kereta, jujur baru kali ini juga saya merasakan hangatnya selimut dan bantal dari PT. KAI. Inipun karena diberi gratis, tidak seperti di kelas sebelah yang ditukar dengan kertas bertuliskan angka 5 diikuti dengan 0 tiga buah.
                Bila dikereta kelas sebelah, penjaja makanan dari Cafetaria dengan setia mondar-mandir menjajakan makananya. Di kelas ini sangat jarang terjadi. Setelah 1 jam kereta berjalan, baru sekali pegawai kaferia tersebut menjajakan makanan.
                BTW, tulisan ini saya tulis sewaktu dikereta ditemani ende holong na baru hu download. Kira-kira 15 menit yang lalu baru lewat stasiun Kutoarjo., Purworejo..
                Pukul 05.50, selesai lah tugas si Gajayana mengantarkan saya ke Ibukota. Sampai di Stasiun Gambir, langsung disuguhi dua bangunan megah kebanggaan Indonesia, yaitu Monas dan Kubah Istiqlal.

                Perjalanan ini semakin menambah rasa bangga saya terhadap PT. KAI
Jayalah PT. KAI, Jayalah Indonesia!
Salam



Posted on Rabu, Agustus 27, 2014 by si suar sair

No comments

19 Agustus 2014

Silahkan baca dan pahami kisah di bawah ini.          


         Disalah satu daerah, ketika sedang berlangsung Upacara Peringatan HUT Kemerdekaan RI ke- 69, tiba-tiba hujan turun sangat deras. Bagaikan air yang tersembur dari tanki mobil pemadan kebakaran. Semua peserta upacara dilapangan basah kuyup, kecuali inspektur upacara yang berdiri dipodium kehormatan dan para pejabat maupun orang-orang penting yang berada di Tribun Kehormatan. Mereka aman, tidak kena hujan.

         Sebagian besar peserta yang berbaris dilapangan tempat upacara, dengan pakaian yang telah basah kuyup berhamburan, berlari keluar dari lapangan. Masing-masing orang mencari tempat yang terlindung dari curah hujan untuk berteduh. Namun sebagian lagi tetap bertahan berdiri, berbaris meskipun pakaian dan tubuh mereka basah kuyup di guyur air hujan.
  • Bisakah kita mengatakan bahwa mereka peserta upara yang tetap bertahan dilapangan mengikuti upacara sampai selesai meskipun dengan tubuh basah kuyup dan ada pula yang menggigil, gemetar kedinginan, adalah orang-orang yang memiliki jiwa patriotisme dan rasa nasionalisme yang tinggi ?. Atau sebaliknya, bahwa mereka sesungguhnya adalah sekumpulan orang-orang penakut yang tolol?

  • Lalu bagi mereka yang lari berhamburan mencari tempat berteduh, bisakah kita anggap mereka sebagai orang-orang yang tidak punya jiwa patriotisme dan kurang mencintai tanah air-nya? Atau sebaliknya, bahwa merekalah sesungguhnya orang-orang berani yang telah merdeka dalam hal menentukan sikap?

  • Bagaimana dengan inspektur upacara yang berdiri aman dipodium kehormatan yang beratap, dia tidak kena air hujan?. Lalu bagaimana pula dengan para peserta upacara yang duduk tenang-tenang di tribun yang beratap sehingga mereka terlindung dari hujan, tidak basah kuyup ? Apakah jiwa patriotisme dan rasa nasionalisme mereka tinggi ?, 

Selamat HUT Kemerdekaan RI-69. Merdeka untuk jadi orang cerdas. Merdeka untuk tidak sakit masuk angin dan demam. Merdeka !!!      
_____________________poltong@yahoowu.com

Posted on Selasa, Agustus 19, 2014 by si suar sair

No comments

18 Agustus 2014


 
"Selamat datang Gamada, Selamat datang di kampus kerakyatan, Universitas Gadjah Mada…"

Kawan-kawan sudah menyandang predikat Maha, tetaplah berperilaku dalam idealisme dan  integritas tinggi. Tidak usah tiru senior-senior jenius kalian yang kini menyandang predikat “TAHANAN KPK.” 

Mengutip quotes Tan Malaka, “Idealisme adalah kemewahan terakhir yang hanya dimiliki oleh pemuda.”  Kalau masih mahasiswa saja sudah melawan idealisme kalian, apalagi yang bisa kalian banggakan?
  
Pancasila Jiwa Kami,
Bakti untuk Negeri,
UGM bersatu,
Bangkitlah Nusantaraku

Salam.

Posted on Senin, Agustus 18, 2014 by si suar sair

No comments

17 Agustus 2014

Selamat Dirgahayu Kemerdekaan Indonesia ke-69, Jayalah Indonesiaku.
                Hari ini aku masih diberi kesempatan untuk merayakan Dirahayu Ke-69 negeriku tercinta. Sebagai mahasiswa yang tahun ini memasuki tingkat 3 dan dikelilingi oleh kawan-kawan dari kaum terpelajar menjadikan peringatan kemerdekaan tahun ini berbeda dengan tahun sebelumnya. Di tahun ini Aku punya mimpi. Mimpi dimana Indonesia adalah negara yang besar, disegani semua negara di dunia.
Menurutku  penghambat kemajuan Indonesia bukanlah dari rendahnya intelegensi rakyatnya. Berkali-kali aku membaca anak Indonesia menyabet medali emas di Olimpiade Internasional. Selain itu, diantara lulusan universitas ternama dunia, lulusan yang berasal dari Indonesia tidaklah sedikit. Menurutku penghambat utamanya adalah rendahnya integritas di kalangan kaum intelektual tersebut.  Baru kemarin ada berita yang menyebutkan Rektor USU, orang nomor 1 di tempat penggemblengan kaum terpelajar Indonesua, di periksa KPK terkait dugaan korupsi pengadaan gedung. Setahun lalu, Yang Mulia Hakim MK, orang yang sangat dihormati juga yang menjadi orang nomor 1 di bagian penegakan hukum, ditangkap KPK terkait kasus suap Pemilu.  Tak ayal, ada lelucon yang menyebutkan “Budaya Indonesia adalah Budaya Korupsi.”
Di mimpiku ini jelas tergambar dimana nantinya para pemuda berdiri diatas dan bekerja atas dasar integritas yang kuat. Dimana kepentingan umum adalah nomor 1. Tidak ada yang namanya korupsi dan segala macam tetek bengeknya.  Sebab menurutku , Indonesia ada bukanlah untuk diriku, namun ada untuk anak-cucu ku. Mewarisi Indonesia dalam keadaan baik adalah tanggung jawab kami, generasi muda Indonesia.
Salam.


Bagimu Negeri kami berjanji,
Bagimu Negeri, kami berbakti
Bagimu Negeri, kami mengabdi,
Padamu Negeri, jiwa raga kami.

Posted on Minggu, Agustus 17, 2014 by si suar sair

No comments

11 Agustus 2014

Detik berjalan,
Waktunya pun tiba
Mata dan jari beradu
Mencari dan memilih “nama-nama" itu
"Nama" yang kelak menjadi kehidupanku 1 semester ini

Berlomba dengan waktu
Berlomba dengan  orang lain
Demi “Nama” yang kami inginkan

5 menit berjalan,
Kuota habis
Angka 0 membanjiri,
Tak bisa berbuat apa-apa
Ada teriakan gembira
Ada juga makian

Untungnya,
Ada temanku, orang-orang hebat
Penuh kepedulian dan dedikasi tinggi
Yang siap menerima keluhanku
Bahkan menjadi sasaran amarahku
Mereka berjuang,
Melayani kami
Yang bukan siapa-siapa

Ya, itulah KRS ku
Selalu ada kesan disetiap kehadirannya.

Posted on Senin, Agustus 11, 2014 by si suar sair

No comments

2 Agustus 2014

Rumah sederhana itu 
Dia yang memberi tumpangan 
Memberi tempat untuk belajar 
Demi mewujudkan cita-cita 
Menjadi orang besar 
Yang berguna untuk bangsa 

Tapi, 
1 tahun sudah berlalu 
Aku belum pernah mengunjunginya lagi 
Bukan sombong, ataupun lupa 
Tapi keadaan yang membuat begini 

Rindu? Ya 
Rindu semua bagiannya 
Semua kenangannya 
Dan kebersamaan di dalamnya 

Entah bagaimana kedaannya sekarang 
Masihkan dia kokoh seperti dulu? 
Masihkah adakah lubang kecil didekat meja belajar? 
Atau sudah menjadi lubang yang besar?  

Ah, 
Bagaimanapun keadaanya sekarang 
Dia tetap rumahku 
Tempat perlindunganku 

Dan aku berjanji untuk datang kembali 


Tubu ma salaon, ditopi ambar Sihoru-horuJabu nauli ma jabuntaon, hatubuan ni anak dohot boru

 Tb ma salaon, ditopi ambar Sihorhor
Jab nali ma jabntaon, hatban ni anak dohot bor

Posted on Sabtu, Agustus 02, 2014 by si suar sair

No comments

1 Agustus 2014


The only rock I know that stays steady, the only institution I know that works is the family. ~ Lee Iacocca
Families are the compass that guide us. They are the inspiration to reach great heights, and our comfort when we occasionally falter. Brad Henry 
         Tiga minggu sudah liburan ini berjalan, dan hari ini hari terakhir dimana aku bisa merasakan indahnya kekeluargaan itu.

       Walaupun bukan bersama Ayah dan Ibu, tapi aku masih bisa merasakan indahnya kebersamaan dalam sebuah keluarga.

Dan Hari esok menanti

Dia menunggu ku untuk pulang ke perantauan untuk memperjuangkan cita-cita yang akan kupersembahkan untuk keluarga ini.
Terimakasih Jakarta, terimakasih untuk kebersamaan ini.
       
       Dan Selamat datang Jogja, kota perjuangan.

       Senang kita bisa jumpa Lagi.

Posted on Jumat, Agustus 01, 2014 by si suar sair

No comments

8 Juli 2014


     

        Malam ini merupakan malam panjang dan menegangkan. Malam panjang karena esok pagi pesta demokrasi 5 tahunan akan dilangsungkan. Menegangkan karena malam ini banyak petugas yang tidak tidur untuk mengamankan persiapan untuk besok. Mulai dari pihak Kepolisian, TNI, petugas KPU, Bawaslu hingga masyarakat turut serta mensukseskan pesta ini.
Ada kisah menarik yang mewarnai malam seperti ini, yaitu kisah serangan fajar. Biasanya bila malam tiba, orang-orang akan menutup pintunya untuk  menghalau dinginnya si angin malam. Namun tidak demikian di negeri si Jaultop. Banyak orang membuka pintu lebar-lebar untuk menunggu datangnya tamu. Tamu disini adalah para Tim Sukses calon yang bertanding di Pemilu. Tamu ini akan bersilaturahmi dan berkampanye di pagi  hari menjelang pemungutan suara. Yang ditunggu-tunggu bukanlah si Tamu yang jualan dengan visi-misi calonnya, tapi sejumlah uang yang datang bersama si Tamu tersebut. Bagi sebagian kecil masyarakat di negeri itu, inilah berkah Pemilu. “Kami mah pinginnya yang nyata kayak gini mas, ada uang ada barang,” ujar tetangga Si Jaultop. Ya namanya, serangan fajar.
            Lain lagi cerita dari negari si Maruap. Kisah ini terjadi ketika pemilihan Walikota. Sang calon saat itu memberi voucher senilai Rp 300.000. Voucher ini akan baru bisa ditukarkan jika calon tersebut menang. Hasilnya si calon tersebut menang, ntah memang karena kemampuannya dan prestasinya yang bagus atau karena voucher tadi. Kemenangan ini awalnya diwarnai dengan sukacita dan harapan cairnya voucher itu. Ibu-ibu mulai berhitun berapa yang akan dikantongi. Bayangkan aja, dalam 1 keluarga biasanya memegang 3 voucher, dari Ayah, Ibu, dan 1 anak. Dan bila dikalikan bisa mengantongi Rp 900.000 dalam sekejap mata. Semua berandai-andai dan merencanakan akan dikemanakan uang tersebut. Tapi apa daya, bak pepatah habis manis sepah dibuang, sang walikota yang pernah berjanji tiba-tiba lupa. Yang kasihan ya si Tim Sukses, dikejar-kejar warga. Sekali lagi, habis manis sepah dibuang.
            2 kisah diatas hanyalah sebagian kecil dari kisah-kisah yang mewarnai Pesta demokrasi ini. Masih banyak kisah lain, yang kalau diceritakan pohon-pohon di hutan tidak akan mencukupi untuk dijadikan kertas. Huehuehue…
            “Semoga rakyat Indonesia sudah cerdas dalam memilih, gk perlulah itu money politics. Kejadian di negeri kami jangan sampai terulang di negeri Indonesia. Sayang kalau negara kalian itu rusak karena demokrasi yang gagal.” – Jaultop, warga biasa,  korban money politics


“Lebih baik menulis jadi sampah, dari pada tidak menulis karena akan jadi sampah dipikiran. Dan lebih baik jadi mahasiswa menulis jelek dari pada jadi mahasiswa jelek karena tidak menulis.”Prof. Mubyarto, dengan sedikit pengubahan.

Posted on Selasa, Juli 08, 2014 by si suar sair

No comments

7 Juli 2014


Posted on Senin, Juli 07, 2014 by si suar sair

No comments

23 Juni 2014

                Seorang teman pernah bercerita. Saat itu dia sedang berkunjung ke Universitas Riau di Pekanbaru. Terdapat sebuah rumah sakit jiwa tak jauh dari kampus tersebut, jadi bisa dikatakan tinggal di sekitar orang yang sakit jiwa. Suatu ketika, dia bertemu dengan pasien rumah sakit tersebut. Pasien tersebut bertanya, “Sudah berapa lama Pak sakitnya?” Teman tersebut heran dan bingung, “Ini mereka yang sakit, kenapa saya yang dituduh sakit?”
                Bukankah hal ini juga terjadi pada kita kawan-kawan?
                Ketika semua orang melakukan kesalahan dilingkungannya, sementara ada satu orang tidak. Namun justru si satu orang tersebutlah yang dikatakan orang yang jelek, buruk. Dikatakan sok suci, sok benar. Hal-hal itu dikatakan wajar, bahkan ketika ada yang mempertanyakan justru disuruh untuk memakluminya.

                Hal ini juga terjadi di lingkungan kampus. Kawah Candradimuka tempat intelektual muda digembleng. Lingkungan kampus yang seharusnya bersih kini tercoreng dengan berbagai perbuatan yang tidak pantas. Simple saja, TITIP ABSEN. TA saat ini bukanlah hal yang memalukan.  Dianggap suatu kewajaran, bahkan terang-terangan minta di TA-in dan dengan bangganya memberitahukan kepada orang lain kalau pernah melakukan tindakan tidak terpuji itu.  Dimana lagi rasa malu itu??

                Disini saya bukanlah orang yang sepenuhnya berintegritas. Tapi saya menjunjung tinggi dan berkomitmen tinggi untuk mengedepankan integritas dalam setiap kegiatan saya. Ini tekad saya. Silahkan pukul, tampar dan maki, jika saya melakukan perbuatan yang tidak terpuji. Saya tidak akan marah, saya akan memeluk anda dan mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas teguran kerasmu itu kawan.
Dan Saya  berpesan kepada kawan-kawan mahasiswa, junjung terus integriitas dan idealisme mu kawan-kawan. Janganlah terbawa arus keburukan-keburukan dunia itu. Jadilah mahasiswa yang berada di jalan yang benar. Jangan membiasakan yang salah kawan-kawan.

Ada suatu quotes yang mengatakan, “Saat ini orang-orang berada terlalu kekanan, sehingga ketika saya ditengah, mereka mengatakan kalau saya ini kiri.”
Apa yang bisa dilakukan? Ngikut dengan mereka yang kekanan? Ataukan tetap ditengah menjaga nilai-nilai dengan konsekuensi dianggap sebagai orang jelek?

Ijinkan saya mengutip kata-kata dari Tan Malaka. Beliau pernah berkata, “Idealisme adalah kemewahan terakhir yang hanya dimiliki oleh pemuda.”
Jika idealisme kawan-kawan hilang, kekayaan apa lagi yang bisa kalian banggakan?

Terima kasih

Salam



Sedikit penutup, seperti yang biasa saya letakkan di bawah tulisan sederhana saya,
“Lebih baik menulis jadi sampah, dari pada tidak menulis karena akan jadi sampah dipikiran. Dan lebih baik jadi mahasiswa menulis jelek dari pada jadi mahasiswa jelek karena tidak menulis.”
- Prof. Mubyarto, dengan sedikit pengubahan.

Posted on Senin, Juni 23, 2014 by si suar sair

No comments

14 Juni 2014

Topik : “Pembangunan Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial”

Nantikan rilis dari kami mengenai debat Capres 15 Juli nanti.
Salam...

Posted on Sabtu, Juni 14, 2014 by si suar sair

No comments

7 Juni 2014


nungnga naeng bot be arikki
tokkin nai suda ma nag gogokhi
ho nama anak hasianku
naboi manjujung goarhi
hutaonton do marhoi-hoi
nang marsali nang manggade pe hu ae
asa sahat pinarsittami
tung boi hasea ho muse
i ale anak hasianku
tung burjuhon ma amang nasikkola i
bereng akka nahasea i
nasinuan tubu do nidapotnai
bereng au napuas paison nalea binaen ni pogoshi
jujung goarhi amang
iama so suda gogongki
sai sukaonku do pasikkolahon ho ale amang
molo hasea ho muse anggiat boi ho pangusandeanhi

Posted on Sabtu, Juni 07, 2014 by si suar sair

No comments